Pernah ngerasa takut sampai tubuh gak bisa bergerak? Pernah merasa menyesal karena menyerang seseorang tanpa berpikir terlebih dahulu? Atau pernah ada yang menegur kita karena saat kita duduk, kaki atau tangan kita bergerak-gerak tak menentu?
Karena Semuanya terjadi secara otomatis tanpa kita bisa berpikir terlebih dahulu, terkadang dampak yang kita dapatkan adalah menyesal, malu, bingung, dan berbagai perasaan yang malah membuat kita jadi semakin cemas. Padahal Semua ini adalah bentuk cerdas dan canggihnya tubuh kita, lho. Ini adalah bentuk mekanisme tubuh dalam melindungi diri sendiri dari bahaya luar diri, seperti, ancaman, tekanan, situasi bahaya, dan sebagainya.
Tapi, kalo ini bagus buat kita, kenapa kita sendiri gak sadar dan kenapa reaksinya bisa berbeda-beda ya?
Nah, di artikel kali ini, Saya mau bahas tentang 5 buah respon yang dimunculkan tubuh saat stress dan tekanan menghadang, yaitu Fight, Flight, Freeze, Fidget dan Faint.
5 Respon Stres: Fight, Flight, Freeze, Fidget dan Faint
Respon-respon stres ini pada dasarnya dikendalikan oleh sistem saraf otonom, yang terdiri dari dua komponen utama yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf simpatis bertanggung jawab untuk mempersiapkan tubuh menghadapi situasi stres, sementara sistem saraf parasimpatis bertanggung jawab untuk memulihkan kembali keadaan tubuh ke tingkat normal setelah stresor hilang.
Nah, reaksi kedua sistem saraf ini ditentukan oleh sebuah alat yang terletak di otak kita, yang namanya amigdala. Tahu dong, bagaimana nyaringnya bunyi alarm di gedung, kalau ada maling atau kebakaran? Nah seperti itulah kerjanya amigdala ini.
Untuk lebih lengkap tentang amigdala, bisa ditonton di Playlist Your Body Talks tentang Anxiety, yang ada di Youtube TRE Indonesia. Tapi, jgn sekarang. Nanti, habis kita bahas 5 respon stress ini ya.
Jadi, Fight, flight, freeze, faint, dan fidget adalah respons yang muncul setelah amigdala menangkap sinyal ancaman. Secara umum, setiap respons memiliki kebaikan dan keburukan masing-masing. Selain itu, Faktor psikologis seperti persepsi, keyakinan, dan kepercayaan diri juga dapat mempengaruhi bagaimana respons seseorang terhadap situasi yang mengancamnya.
Karenanya, penting untuk mengembangkan kesadaran diri dan kemampuan untuk mengelola respons stres agar kita dapat merespons situasi dengan efektif dan aman. So, Yuk kita kupas satu persatu,
Fight (Melawan)
Fight response muncul ketika seseorang menghadapi situasi yang dianggap sebagai ancaman atau bahaya, seperti serangan atau ancaman fisik. Respons ini mempersiapkan tubuh untuk bertarung atau melawan, dengan meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, serta memompa darah ke otot-otot untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan.
beberapa bentuk respon fight:
- Meningkatkan kewaspadaan
- kekuatan fisik meningkat:
- Mengeluarkan suara yang keras untuk mengintimidasi lawan mereka atau memperingatkan orang lain.
Respons fight dalam porsi yang tepat bisa membantu kita mengatasi situasi yang dianggap sebagai ancaman atau stresor. Namun Respons fight juga dapat berbahaya dan dapat memicu tindakan agresif atau kekerasan. Respons ini juga dapat meningkatkan risiko cedera, kehilangan kendali, merusak dan bahkan bisa menghancurkan sebuah hubungan.
Flight (Melarikan diri)
Respon flight terjadi ketika seseorang atau hewan merasa bahwa mereka tidak mampu menghadapi atau mengatasi situasi yang dianggap sebagai ancaman atau bahaya.Tubuh mempersiapkan diri untuk melarikan diri dari situasi tersebut.
Berikut adalah beberapa bentuk respon flight:
- Menjauh dari situasi yang dianggap berbahaya
- Menghindari tanggung jawab.
- berpikir negatif:
Respons ini dapat meningkatkan keselamatan dan memungkinkan seseorang untuk menghindari konflik atau situasi yang berbahaya.
Keburukannya Respons ini juga dapat menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan untuk menyelesaikan situasi dan malah bisa memicu perasaan tidak berdaya atau lemah.
Freeze (Beku)
Jika seseorang merasa tidak mampu melawan atau melarikan diri dari ancaman, maka sistem saraf otonom dapat memicu respon freeze sebagai respon bertahan hidup. Pada saat itu, terjadi pengurangan aliran darah ke otot, sehingga membuat tubuh menjadi kaku dan membeku. Tetapi ini merupakan mekanisme tubuh yang bertujuan cukup baik, yaitu melindungi diri dari predator. Freeze membantu seseorang untuk terlihat tidak menarik perhatian predator atau ancaman lainnya, sehingga dapat meningkatkan peluang untuk selamat.
Masalahnya datang ketika respon freeze dapat menyebabkan seseorang kehilangan kontrol atau kebingungan yang malah makin berbahaya
Berikut adalah beberapa bentuk respon freeze:
- Kaku atau membeku, sulit untuk bergerak atau berbicara.
- Tidak merespon rangsangan. Mereka yang merespon ancaman dengan Freeze biasanya sering terlihat kebingungan atau tidak peduli.
- Kehilangan fokus dan konsentrasi, sehingga mereka mungkin sulit memproses informasi atau membuat keputusan
Faint (Pingsan)
Menurut Dr. Bessel van der Kolk, respons faint terjadi ketika amigdala memandang bahwa situasi yang dihadapi sangat tidak dapat diatasi. Amigdala kemudian mengirimkan sinyal ke sistem saraf otonom untuk merendahkan tekanan darah, terutama di bagian kepala, sehingga menyebabkan kliyenan hingga tak sadarkan diri.
Biasanya ditandai dengan beberapa gejala seperti:
- Pusing atau mual
- Perasaan lemah atau lesu
- Berkeringat dingin
- Kehilangan kesadaran
Response pingsan (faint) dapat membantu seseorang untuk melindungi diri dari situasi yang sangat stres atau traumatik, dan memungkinkan otak untuk mengurangi dampak emosional dan trauma dari situasi tersebut.
Masalahnya: Respons pingsan juga dapat meningkatkan risiko cedera dan bisa memicu perasaan malu atau tidak berdaya.
Fidget (Menggeliat)
Respon ini biasanya muncul ketika seseorang merasa gelisah atau tidak nyaman dalam situasi tertentu, seperti saat harus duduk diam dalam waktu yang lama atau saat berbicara di depan umum.
Berikut adalah beberapa bentuk respon fidget:
- Menggeliat-geliat:.
- Memainkan benda-benda kecil:
- Menggosok-gosokkan tangan:
- Menatap ke arah lain:
- Mengubah posisi duduk atau berdiri:
Respon fidget dapat membantu menghilangkan rasa gelisah dan membantu seseorang untuk tetap fokus dalam situasi tertentu, seperti saat harus duduk diam untuk waktu yang lama. Namun, terlalu sering mengalami respon fidget atau terlalu sering menggeliat-geliat dapat mengganggu orang lain dan menyebabkan masalah sosial.
Solusi Praktis Mengatasi Stres & Kecemasan Berlebih
Sekarang kita sudah tahu bagaimana tubuh kita bisa bereaksi terhadap stress tekanan dan ancaman. Semoga dengan mengenalnya, kita jadi bisa mengelola dan mengendalikan responnya. Atau yah, seengaknya bisa meminimalisir dampak-dampak negatifnya.
Dan, bagi yang mengalami kesulitan dalam menghadapi stress, kecemasan berlebih, trauma, atau psikosomatis, kini ada teknik self healing yang bisa meredakan semua masalah itu, namanya teknik TRE (Tension, Releasing Exercises).
Teknik ini berupa beberapa gerakan senam sederhana yang bisa menimbulkan refleks getar tubuh, atau yang disebut tremor neurogenic. Nah, getaran tremor neurogenetic inilah yang nanti akan merelaksasi otot dalam tubuh, sehingga rasa-rasa tidak nyaman yang diakibatkan stress, trauma dan psikosomatis, bisa diatasi.
Teknik ini 100% aman, tanpa obat-obatan, tanpa alat, dan tanpa perlu menceritakan masalah, hanya mengandalkan tubuh masing-masing saja.
Ingin tahu cara mengatasi stres dengan teknik TRE? Klik di sini untuk informasi lebih lanjut dan rasakan manfaatnya!
Karena kita sudah ada di akhir konten, maka akhir kata, semoga konten ini bermanfaat dan sampai bertemu di artikel selanjutnya. Salam Getar Bahagia.