Getaran Tubuh (Tremor): Ancaman atau Pemulihan? - TRE Indonesia
Diskon up to 66% untuk pendaftaran seminar HARI INI !!
Lain-Lain

Getaran Tubuh (Tremor): Ancaman atau Pemulihan?

Daftar Isi
    Add a header to begin generating the table of contents

    Getaran Tubuh (Tremor): Ancaman atau Pemulihan?

     

    Pernah nggak kamu merasa tubuhmu tiba-tiba bergetar tanpa sebab jelas?
    Tangan gemetar halus waktu tegang, kaki bergetar setelah marah, atau tubuh menggigil setelah menahan tangis.
    Kebanyakan dari kita langsung panik — “Wah, ini kenapa ya? Jangan-jangan sakit saraf?”
    Wajar. Dari kecil kita sudah diajari bahwa getaran tubuh adalah tanda bahaya.

    Bahkan banyak pakar medis juga menganggap begitu.
    Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), tremor sering dikaitkan dengan gangguan sistem saraf seperti Parkinson atau kelainan otak kecil.
    Dr. Rodger Elble, profesor neurologi dari Southern Illinois University, menyebut tremor sebagai “salah satu tanda paling umum dari gangguan sistem motorik yang perlu diwaspadai.”
    Jadi wajar jika masyarakat melihat getaran tubuh sebagai alarm bahaya yang harus segera dimatikan.

    Tapi… benarkah selalu begitu?
    Apakah semua getaran menandakan kerusakan, atau mungkin justru itu cara tubuh memperbaiki dirinya sendiri?

    Coba lihat dunia hewan.
    Seekor rusa yang lolos dari kejaran singa akan bergetar hebat beberapa detik setelah aman.
    Ia tidak berpikir, “Wah, kenapa tubuhku gemetar?” — ia hanya membiarkan proses itu terjadi. Setelah itu, ia berjalan santai lagi, makan rumput, dan hidup seperti biasa.
    Anjing, kucing, bahkan bayi manusia pun melakukan hal yang sama.
    Getaran setelah stres adalah reaksi biologis alami untuk melepaskan ketegangan yang menumpuk di sistem saraf.

    Penelitian Dr. Peter Levine — pakar trauma asal AS — menunjukkan bahwa tubuh manusia punya mekanisme bawaan untuk menuntaskan stres fisik maupun emosional lewat gerakan refleks seperti napas berat, tangis, atau getaran otot.
    Ia menyebutnya sebagai “pendaratan alami sistem saraf setelah aktivasi berlebih.”
    Artinya: kalau sistem saraf kita sempat naik ke mode fight, flight, atau freeze, maka getaran adalah cara tubuh menurunkan kembali gasnya ke posisi netral.

    Dalam konteks fisiologi, proses ini disebut tremor neurogenik — getaran yang muncul bukan karena penyakit, tapi karena sistem saraf otonom sedang “mereset” dirinya.
    Dr. Jonas Nordström dari Trauma Prevention Institute menjelaskan bahwa getaran neurogenik muncul dari batang otak sebagai sinyal tubuh sedang menutup siklus stres: menurunkan hormon adrenalin, mengendurkan otot, dan memulihkan keseimbangan kimiawi di sistem saraf.
    Dengan kata lain, getaran adalah mekanisme pemulihan biologis yang cerdas.

     

    Bagaimana Sebenarnya Mekanisme Getaran (Tremor) Bekerja?

    Begini kira-kira urutannya.
    Ketika kamu menghadapi sesuatu yang membuat stres — marah, takut, atau panik — sistem sarafmu otomatis masuk ke mode siaga tinggi.
    Tubuh menegang, napas cepat, detak jantung naik.
    Kalau ancamannya selesai, tubuh seharusnya “melepaskan” sisa energi dari mode siaga itu.
    Dan di sinilah getaran muncul: otot yang tadinya menegang mulai bergetar halus, napas jadi panjang, dan hormon stres mulai turun.

    Getaran ini membuat sistem saraf beralih dari “survival mode” ke “healing mode.”
    Kadar adrenalin dan kortisol menurun, otot yang kaku perlahan melunak, sirkulasi membaik, dan otak mengirim sinyal aman ke seluruh tubuh.
    Itulah kenapa setelah tubuh bergetar — entah karena menangis, lelah emosional, atau bahkan tertawa sampai gemetar — kamu sering merasa lega, tenang, dan enteng.
    Itu bukan sugesti, tapi hasil nyata dari sistem saraf yang berhasil menyelesaikan siklus stresnya.

    Sayangnya, manusia modern jarang membiarkan proses ini terjadi.
    Begitu tubuh mulai bergetar, kita buru-buru menahan, menegangkan diri, atau mencari alasan medis.
    Kita lupa bahwa tubuh bukan musuh yang harus dikontrol — tapi partner yang sedang berkomunikasi.
    Ia tidak “error”; ia sedang membersihkan file stres yang tersisa di sistemnya.

     

    Apakah Berarti Semua Bentuk Tremor itu Baik Untuk Tubuh?

    Tentu, tidak semua getaran adalah hal baik.
    Ada getaran yang memang bersumber dari gangguan saraf yang bersifat patologis.
    Misalnya tremor pada penyakit Parkinson, yang terjadi karena kerusakan pada area otak pengatur gerakan halus (ganglia basal), atau kejang pada epilepsi, yang muncul akibat lonjakan aktivitas listrik berlebih di otak.
    Getaran jenis ini biasanya muncul tanpa ada sebab, tidak bisa dikendalikan, terjadi terus-menerus atau berulang, mengganggu aktivitas dan sering disertai gejala lain seperti kehilangan keseimbangan, perubahan kesadaran, atau kelemahan otot.
    Kasus seperti ini tentu memerlukan penanganan medis lebih intensif, karena merupakan gejala dari sistem saraf yang benar-benar terganggu.

    Berbeda dengan itu, getaran pemulihan biasanya muncul spontan setelah stres, emosi/tekanan yang kuat, atau kelelahan.
    Terjadi beberapa detik atau menit, tidak berbahaya, dan justru membuat tubuh terasa lebih rileks setelahnya.

    Bedanya tipis tapi penting: yang satu adalah sinyal kerusakan, yang satu lagi adalah tanda pelepasan.

    Bayangkan tubuhmu seperti sistem listrik rumah.
    Kalau terlalu banyak beban, arusnya panas dan bisa bikin korslet.
    Getaran yang sehat adalah “sakelar pelepas tekanan” — cara tubuh mencegah korsleting agar sistemnya tetap aman.
    Sedangkan getaran akibat kerusakan saraf adalah tanda ada bagian sistem yang bermasalah dan mungkin rusak.
    Keduanya sama-sama getaran, tapi dengan pesan yang sangat berbeda.

    Jadi, Apakah Getaran itu Ancaman atau Pemulihan?


    Jawabannya tergantung dari mana kamu melihatnya.
    Bagi tubuh yang sedang ketakutan, getaran adalah cara untuk merasa lega.
    Bagi tubuh yang sedang lelah, getaran adalah pintu gerbang untuk pulih kembali.

    Yang pasti, tremor atau getaran tubuh tidak selalu menjadi pertanda penyakit atau ada masalah.
    Bahkan seringnya ini merupakan cara tubuh dalam melindungi dan menyayangi diri kita.

     

    Mau insight dan info lebih lengkap tentang bagaimana kita bisa memanfaatkan getaran tubuh untuk membantu melepaskan masalah dalam diri kita dan malah bisa meningkatkan potensi kita?

    Ikuti seminar teori TRE Indonesia dengan mendaftarkan diri di link yang ada di bawah ini. 

    Share :

    Artikel Populer

    Self Healing dengan Menulis : Cara Efektif Atasi Stres & Trauma

    Lain-Lain

    Temukan Layanan TRE yang Sesuai untuk Anda

    Jelajahi berbagai pilihan layanan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan Anda.
    Scroll to Top