Stress Bikin Nafsu Makan Berantakan? Kok Bisa?
Berapa banyak di sekitar kita, atau bahkan kita sendiri, yang pas dalam keadaan stress, cemas, tertekan, sedih, marah, nafsu makan jadi berantakan?
Nah, kali ini saya ingin menjawab pertanyaan tentang kenapa sih kecemasan dan stress bisa mempengaruhi nafsu makan kita?
Kenapa Kita Bisa Stres?
Tubuh dapat merasakan stres karena adanya respon fisiologis yang terjadi ketika seseorang menghadapi situasi yang dianggap sebagai ancaman atau stressor. Kurang lebih stressor itu maknanya adalah penyebab stres .
Ketika seseorang merasa stres, otak akan mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini akan memicu response fight or flight dalam tubuh, yang membuat detak jantung dan tekanan darah meningkat, meningkatkan konsentrasi darah, serta mempercepat detak jantung dan pernapasan.
Sedikit tentang fight or flight, fight adalah melawan, flight adalah lari atau kabur. Ini adalah sistem fisiologis tubuh sebagai respon terhadap situasi yang dianggap otak sebagai bahaya atau menantang.
Nah, kembali ke masalah stress dan makanan.
Apa Hubungan Stress dan Makanan?
Tadi saya sempet mention kortisol, masih inget? Nah, Karena hormon kortisol menimbulkan respon fight or flight, yang mana berarti ini menimbulkan sensasi tegang di dalam diri, so, kalo terlalu lama, hormon ini bisa mempengaruhi nafsu makan kita dalam beberapa cara.
Pertama, bikin kita nafsu makan.
Pada awalnya, peningkatan kadar kortisol bisa menyebabkan meningkatnya nafsu makan, terutama untuk makanan yang mengandung lemak dan gula. Hal ini karena kortisol dapat memicu pelepasan glukosa dari hati, yang bisa meningkatkan rasa lapar dan keinginan untuk mengkonsumsi makanan gula dan berlemak2.
Sama kaya kita kalo kerja keras, gali sumur, nambang emas, bangun rumah, pasti kita bakalan capek dan laper kan? Nah tegang, stress, dan cemas, menurut otak kita, juga merupakan kerja yang sangat keras. Butuh tenaga. Laper kan kita jadinya. Ini yang dibisikin terus sama kortisol ke otak kita.
Dan gula sama lemak adalah makanan yang paling cepat memberikan kalori untuk tenaga, dan menimbulkan dopamine yang membuat kita merasa puas. Inilah kenapa banyak orang stress makan yang manis2, di mana kalo gak dikenali dan di kendaliin, bisa obesitas dan banyak penyakit yang ngantri dateng ke tubuh kita.
Kedua, kalo tingkat kortisol terus semakin tinggi, ini malah bisa menyebabkan kita jadi gak nafsu makan mual dan muntah.
Kenapa? Karena kortisol bikin kita laper gula terus, dan gula ini sebenarnya cuma memberikan rasa kenyang palsu aja, so, lambung kita yang masih merasa belum terisi dengan baik, jadi memperbanyak produksi asamnya. Wal hasil, maag, gerd, minimal mual, jadi bikin kita hilang nafsu makan
So gimana dong? Hidup kita kan ga bisa lepas dari stress, masa gini-gini aja? Kalo Stress lari ke makan, tiap stress jadi makan gula, tiap stress makan berlemak.. Yang ada malah jadi penyakitan
Tenang dulu, ada beberapa cara yang bisa meredam kebiasaan makan karena stress atau yang biasa disebut dengan stress eating ini:
Bagaimana Cara Mengatasi Stress Eating?
Pertama kenali saat-saat kedatangan stres:
Salah satu langkah awal untuk mengendalikan stress eating adalah dengan mengenali kehadiran stres Anda.
Nah, kalo pas tantangan itu datang dan kita menyadarinya, maka kita akan bisa memilih langkah apa yang akan kita lakukan, untuk meredam stress yang dirasakan tubuh. Apakah kita alihkan dengan makan, olahraga, atau melakukan aktivitas yang kita senangi lainnya.
Kedua, bergerak.
Kenapa bergerak dapat membantu mengurangi stres? karena, saat kita bergerak dan melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan, olahraga, dan sebagainya, tubuh melepaskan endorfin, yaitu senyawa kimia alami yang dapat meningkatkan perasaan bahagia dan mengurangi rasa sakit. Endorfin ini dapat memberikan efek meredakan stres dan membuat kita merasa lebih baik secara keseluruhan.
Dan selain bisa mengalihkan perhatian dari rasa lapar palsu yang disebabkan oleh stress, aktivitas fisik seperti olahraga atau hanya sekedar jalan-jalan, bisa memberikan rasa segar instan pada tubuh kita.
Ketiga, pelajari metode self healing yang dapat melepaskan dan mengantisipasi dampak stress pada tubuh dan pikiran.
Ini bisa dengan cara populer seperti meditasi, atau cara revolusioner seperti teknik self healing TRE.
Teknik TRE (Tension & Trauma Releasing Exercises) ini adalah teknik self healing untuk meredakan stress, trauma, anxiety, psikosomatis dan sebagainya. Teknik ini berupa beberapa gerakan senam sederhana, yang bisa mengaktifkan refleks getar tubuh, di mana getaran tersebut lah yang bisa memulihkan masalah-masalah seperti stress, trauma, dan psikosomatis yang kita hadapi.
Teknik ini 100 % alami, mengatasi masalah tanpa obat-obatan, tanpa alat, tanpa perlu menceritakan masalah-masalah kita, dan tanpa efek samping. Hanya memanfaatkan kecerdasan tubuh kita sendiri.
Karena kita sudah sampai di akhir artikel, semoga artikel ini bisa memberikan manfaat, & Jika ada yang benar itu datang dari kebenaran, jika ada yang salah berarti itu, ya belum benar aja.
Well, akhir kata, see you in next artikel.
Salam Getar Bahagia